Selasa, 10 Desember 2019

Ternyata





Aku mungkin memang tak se pintar mereka,
Aku memang tak mengerti bahwa kau penuh kebohongan,
Aku memang se-naif itu menafsirkan semua kebohongan mu,

Aku akhirnya sadar,
Kalian sama!
Kalian tidak pernah berubah.
Kalian selalu akan menambah luka-ku.

Aku yang tak peka,
Aku yang percaya bahwa kau sedang sengsara,
Tapi ternyata kau hanya akan menyengsarakan hidupku lebih.

Aku mulai tak percaya bahwa aku memang ditakdirkan bersama seseorang.
Aku mulai berdoa pada Tuhanku yang Maha Kuat agar kau suatu hari nant,
Sedikit saja merasakan apa yang kau perbuat pada ku,
Pada keluargaku.

Kau tak akan bisa benar benar bersama bunga kebahagiaan.
Karena akan ada yang merebut bungamu,
Seperti kau merebut putik bunga ku yang belum berkembang.

Kau sirami dengan badai dan hujan petir.
Kau pun akan terkena petir itu nanti.

Kau dan semua alasan klasikmu adalah kebohongan yang Indah.
 

Tidak ada komentar:

Ternyata

Aku mungkin memang tak se pintar mereka, Aku memang tak mengerti bahwa kau penuh kebohongan, Aku memang se-naif itu menafsirkan sem...